KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya, tugas kelompok tentang Konflik Sosial ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas
kelompok ini disusun sebagai salah satu sarat untuk memenuhi nilai dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Dalam makalah ini disajikan materi pembelajaran tentang
pengertian konfik sosial, factor-faktor penyebab konflik sosial, dampak akibat
konflik sosial, bentuk pengendalian konflik sosial. Tujuannya untuk mempermudah dalam memahami
materi yang sedang dipelajari.
Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
tugas ini.
Kami
menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak kekurangan, namun kami
harap bahwa dengan pembuatan tugas ini akan meningkatkan pengetahuan kami.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan , guna
memperbaiki tugas ini di kemudian hari.
Demikian
semoga tugas ini ada manfaatnya, khususnya bagi kami umumnya bagi semua pihak.
Amin.
Jakarta, 14 September
2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar …......................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 4
1.1
Latar Belakang …............................................................................ 4
1.2
Tujuan …..................................................................................... 4
BAB II Pembahasan ..................................................................................... 5
2.1 Pengertian Konflik Sosial ............................................................... 5
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Sosial ............................................. 5
2.3 Bentuk-Bentuk Konflik ................................................................... 6
2.4 Bentuk Pengendalian Konflik Sosial ................................................. 6
2.5 Dampak Yang Muncul Akibat Konflik
Sosial ..................................... 10
BAB III Kesimpulan & Penutup …................................................................... 12
3.1
Realisasi
Konflik Sosial Dengan Fakta Dimasyarakat …....................... 12
3.2 Manfaat Mempelajari Konflik Sosial di
Masyarakat…......................... 12
3.3 Saran ……....................................................................................
Daftar Pustaka ….......................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kita
sebagai makhluk sosial yang melakukan interaksi dengan masyarakat yang ada di
sekitar kita pasti pernah mengalami suatu pertentangan atau perbedaan dengan
orang – orang yang ada di sekitar kita. Pertentangan ini yang nantinya akan
menjadi sebuah konflik yang jika dibiarkan akan menjadi suatu masalah yang akan
membesar. Bisa dikatakan bahwa konflik merupakan suatu proses sosial antara
satu orang atau lebih yang mana salah seorang di antaranya berusaha
menyingkirkan pihak lain. Seperti yang dikatakan salah satu teori dari Karl Marx
yang melihat masyarakat manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang akan
menyudahi konflik melalui konflik. Kalau kita melihat dari teori tersebut, bisa
kita simpulkan bahwa kita sebagai masyarakat tidak bisa menghindari adanya
konflik yang pastinya akan terjadi di kehidupan kita. Contoh kecil dari konflik
yaitu dari lingkungan keluarga, terkadang kita mengalami perbedaan pendapat
dengan salah satu anggota keluarga, yang nantinya pasti akan menjadi sebuah konflik
karena konflik terjadi karena beberapa penyebab yang masing – masing mempunyai
jalan tersendiri untuk menyelesaikan konflik tersebut. Ada empat bentuk konflik
yaitu konflik tujuan, konflik peranan, konflik nilai dan konflik kebijakan.
Konflik juga tidak begitu saja muncul tapi konflik mempunyai sumber – sumber
yang menjadi patokan atu pemicu munculnya konflik antar individu maupun antar
kelompok sosial.
1.2
Tujuan
Makalah
ini dibuat bertujuan untuk :
1) Menjelaskan
pengertian konflik sosial
2) Mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab konflik sosial
3) Menganalisis
dampak yang muncul karena konflik sosial
4) Mengidentifikasikan
bentuk pengendalian sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konflik Sosial
Konflik dapat diartikan sebagai suatu
kondisi di mana terjadi ketidaksamaan persepsi, pandangan, perspektif antara
satu pihak dengan lainnya yang kemudian masing-masing pihak berusaha untuk
membenarkan pendapatnya dengan cara menyingkirkan pihak lawannya. Menurut
Soejono Soekanto, untuk menyingkirkan pihak lawan maka digunakanlah ancaman
dan/ atau kekerasan.
Konflik dapat terjadi karena masing-masing
indivdu memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Ditambah lagi dengan tujuan
dan kepentingan mereka yang tidak sama pula. Ketidaksamaan antarindividu itulah yang kemudian membuatnya merasa
terancam dengan keberadaan individu lainnya. Individu-individu tersebut lalu
berupaya dengan menggunakan berbagai cara untuk menyingkirkan pihak yang
menjadi lawannya.
Konflik lebih sering terjadi dalam
hubungan sosial bukan personal/intim. Ini bisa terjadi karena masing-masing
pihak dalam hubungan personal menekankan perasaan-perasaan yang bisa
mempertajam perbedaan.
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial
1) Pebedaan
Antarindividu
Contoh konflik yang dapat terjadi ketika
seorang anak ingin melanjutkan sekolahnya
ke sekolah musik, sementara orang tuanya menginginkan anaknya kuliah
ekonomi. Hal ini wajar terjadi karena adanya perbedaan antarindividu. Jika
antarindividu yang masih dalam satu keluarga saja terlibat konflik, apalagi
antarindividu dengan individu lainnya yang sama sekali tidak ada hubungan
darah.
2) Perbedaan
Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan dapat memicu
terjadinya konflik. Contohnya perbedaan kebudayaan antara orang Eropa yang datang
ke benua Amerika dan orang Indian yang merupakan penduduk asli menyebabkan
konflik sampai menelan korban jiwa. Semakin lama semakin banyak orang Eropa
yang hijrah ke Amerika sehingga penduduk asli Amerika kemudian ditempatkan dalam
suatu perkampungan khusus. Akhirnya terjadi dominasi orang Eropa kulit putih
terhadap orang Indian.
3) Perbedaan
Kepentingan
Perbedaan kepentingan antarindividu maupun
kelompok juga dapat memicu konflik. Setiap orang atau kelompok tentu memiliki
kebutuhan maupun kepentingan. Sedangkan orang lain atau kelompok lain pun
memiliki kepentinga dan kebutuhan sendiri. Perbedaan tersebut kemudian terbentuk
dan menjadi konflik. Contohnya, pengusaha memiliki kepentingan untuk
memperolaeh laba usaha yang besar. Mereka lalu melakukan upaya guna memperbesar
laba seperti menekan biaya yang dipakai untuk menggaji buruh. Sementara itu,
para buruh memiliki kepentingan atau kebutuhan untuk hidup sejahtera melalui
gaji yang besar. Perbedaan kepentingan seperti ini bisa mendatangkan konflik sosial
di masyarakat.
4) Perubahan
Sosial
Perbedaan sosial di masyarakat
mengakibatkan timbunya konflik. Contoh, berkembangnya perkotaan menyebabkan
lahan perumahan dan pertanian menjadi sempit. Hal ini bisa mendatangkan konflik
antaranggota keluarga akibat memperebutkan tanah warisan. Contoh lain,
perubahan pandangan terhadap nilai perkawinan bisa mendatangkan konflik antar
generasi muda dengan genersi tua.
2.3
Bentuk-Bentuk Konflik
v
Dilihat dari yang terlibat di dalamnya :
1) Konflik Pribadi
Konflik pribadi terjadi antara satu
individu dengan idividu lainnya. Hal-hal yang menjadi penyebab konflik ini bisaanya
adalah hal-hal yang bersifat pribadi. Kendati demikian, konflik pribadi pun bisa
berujung kemuka hukum. Contohnya, perebutan harta warisan antara kakak dan
adik. Setelah merasa tidak dapat menyelesaikan secara damai, keduanya sepkat
untuk membawa masalah tersebut ke jalur hokum.
2)
Konflik Antar Kelompok
Konflik antarkelompok terjadi antara
kelompok satu dengan kelompok lainnya. Contohnya yaitu tawuran antar pelajar.
Kelompok pelajar A tidak terima dengan perlakuan anggota kelompok pelajar B.
Perbedaan pendapat itu kemudian menjadi konflik yang diwarnai bentrokan fisik.
3)
Konflik Antaretnis
Indonesia yang memiliki macam-macam
etnis tentunya memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda. Terkadang,
pandangan etnis tertentu terhadap suatu hal bertolak belakang degan pendapat
kelompok etnis lainnya. Kalau sudah begini, maka konflik pun bisa terjadi.
Beberapa waktu lalu di Indonesia terjadi konflik antaretnis seperti yang
terjadi di Kalimantan.
4)
Konflik Antarnegara
Konflik antarnegara bisa terjadi
apabila muncul dominasi suatu negara atas Negara lainnya. Pada awal kemerdekaan
Indonesia, terjadi konflik antar Indonesia dengan Belanda. Penyababnya adalah
Belanda masih menganggap Indonesia sebagai wilayah jajahannya. Belanda masih
ingin mendominasi Indonesia.
v
Dilihat dari latar belakang terjadinya :
a)
Konflik Politik
Banyak sekali konflik berlatar
belakang politik yang terjadi di Indonesia. Masalah internal partai politik pun
bisa meluas dan menjadi konflik politik berskala nasional yang memakan banyak
korban jiwa. Yang paling besar tentu saja konflik yang terjadi pasca-pembrontakan
G30S/PKI 1965. Konflik sosial tersebut merupakan konflik yang palik traumatik
karena memakan korban ratusan ribu atau bahkan jutaan korban.
b)
Konflik Ekonomi
Naiknya harga-harga, kurangnya
lapangan pekerjaan, serta kesenjangan pendapat antara orang kaya dengan orang
miskin merupakan hal-hal yang menyebabkan terjadinya konflik bernuansa ekonomi
di dalam masyarakat.
c) Konflik
Budaya
Bebeberapa
waktu lalu terjadi perdebatan tentang batasan pornografi dalam Undang-Undang
Antipornografi. Ini disebabkan oleh perbedaan kebudayaan dalam memandang suatu
hasil kesenian. Bisaanya perbedaan ini terjadi antara golongan tua dengan
golongan muda.
d) Konflik
Agama
Konflik
agama adalh konflik yang dilatarbelakangi oleh agama. Perbedaan tata cara
beribadat, pandangan, dan lainnya bisa menyebabkan konflik bahkan dalam intra
agama sekalipun. Konflik ini juga bisa dicampuri dengan masalah etnisitas,
sehingga terjadi kerusuhan seperti yang terjadi di Poso dan Ambon.
2.4 Dampak
yang Muncul Akibat Konflik Sosial
ü
Dampak
Negatif :
·
Konflik menimbulkan prasangka antar pihak yang
berkonflik
·
Mengakibatkan kehilangan harta benda sampai
dengan nyawa orang
·
Renggangnya hubungan yang semula berjalan lancar.
ü
Dampak
Positif :
·
Meningkatkan solidaritas kelompok (In Group
Solidarity)
Sebuah kelompok memiliki pihak lain yang
diidentifikasikan sebagai musuh bersama. Dengan ini setiap anggota kelomok
tersebut akan bekerja sama untuk menyingkirkan pihak yang diidentifikasikan
sebagai musuh bersama tadi. Contohnya, pada tahun 1998 Orde Baru merupakan
musuh bersama para mahasiswa yang menginginkan adanya reformasi. Mereka bersatu
dalam kelompok angkatan ’98 yang berusaha melengserkan Soeharto dari jabatan
Presiden.
·
Menciptakan Integrasi yang harmonis
Integrasi yang dimaksud adalah yang terjadi
setelah konflik berakhir. Contohnya seperti konflik di Aceh antara GAM dengan
Republik Indonesia. Pihak Gerakan Aceh Merdeka ingin memisahkan diri dari
Republik Indonesia. Konflik pun terjadi bertahun-tahun tanpa adanya kesepakatan
damai. Baru setelah Aceh dilanda tsunami, tercapai kesepakatan damai antara RI
dan GAM. Akhirnya GAM memutuskan untuk kembali menjadi bagian Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
·
Memperkuat identitas pihak yang berkonflik
Dengan adanya konflik, pihak-pihak yang
terlibat semakin memahami identitasnya, baik sebagai individu maupun sbagai
anggota dari sebuah kelompok. Ketika terjadi perbedaan pandangan perihal
pelaksanaan proklamasi, mereka yang berusia muda mengidentifikasikan diri
sebagai kelompok muda yang menginginkan kemerdekaan diproklamasikan secepatnya
dan tanpa bantuan dari Jepang.
·
Menciptakan kelompok baru
Ketika terjadi perang Dingin antara Amerika
Serikat dengan Uni Soviet berdiri sebuah kelompok yang bertekad tidak mau
terlibat dalam pertikaian dua Negara tersebut. Kelompok ini lah yang menjadi
Gerakan Non-Blok. Dalam hal ini, konflik yang terjadi malah mengakibatkan
munculnya kelompok baru.
·
Membawa Wawasan
Konflik juga bisa membawa wawasan kedua
belah pihak yang betikai. Contohnya pemboman Hiroshima dan Nagasaki telah
membuka mata pihak yang bertikai bahkan dunia internasional akan bahaya bom
atom.
2.5 Bentuk Pengendalian
Konflik Sosial
v
Dilihat dari keberadaan pihak ketiga sebagai
penengah :
1) Konsiliasi
Di
dalam bentuk pengendalian ini,konflik dikendalikan melalui sebuah lembaga.
Tidak sembarang lembaga dapat berperan dalam konsiliasi. Lembaga yang dimaksud
haruslah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
Diakui oleh kedua belah pihak
·
Keputusannya bersifat mengikat dan memaksa bagi
pihak-pihak yang
berkonflik
·
Bersih dan berwibawa
Jadi kedua belah phak yang berkonflik merasa
berkewajiban untuk menaati apa yang telah diputuskan oleh lembaga tersebut.
2) Mediasi
Serupa dengan Konsiliasi, mediasi
pun menunjuk pihak ketiga sebagai penengah. Hanya saja yang membedakan adalah
dalam mediasi ini pihak yang berkonflik tidak harus melaksanakan apa yang
dikatakan oleh sang debitur. Jadi, dalam hal ini mediator hanya memberikan
saran, pendapat, dan pandangan mengenai bagaimana konflik dapat diselesaikan.
3) Arbitrasi
Dalam pengendalian arbitrasi dapat
di contohkan seperti didalam setiap pertandingan sepak bola, selalu ada seorang
wasit yang keputusannya harus dipatuhi oleh seluruh pemain dari kedua tim yang
bermain. Begitu pula dalam pengendalian konflik dengan cara arbitrasi. Ada
pihak ketiga yang bertindak sebagai wasit. Setiap keputusannya harus ditaati
oleh pihak yang berkonflik.
v
Dilihat dari yang berinisiatif menyelenggarakan
upaya pengendalian konflik :
1) Paksaan
Cara
paksaan maksudnya pihak yang kuat memaksa pihak yang lemah untuk mengakhiri
konflik. Dalam hal ini, pihak yang memaksa mengakhiri konflik akan menjadi
pihak pemenang. Pihak yang dipaksa untuk mengakhiri konflik akan dianggap
sebagai pihak yang kalah. Ini terjadi pada perjanjian Jepang dengan pihak
sekutu setelah Jepang kalah dalam Perang Dua Kedua. Jepang menyetujui untuk
tidak memiliki Angkatan Perang, padahal ini sangat merugikan bagi Jepang
2) Sukarela
Sebuah
konflik yang berkepanjangan pastilah membawa dampak yang negative. Kedua belah
pihak yang berkonflik terkadang merasa jenuh dan ingin segera mengakhiri
konflik. Mereka kemudian sepakat untuk mengadakan pertemuan untuk bernegosiasi
membicarakan upaya menyelesaikan konflik. Hasil negosiasi tersebutlah yag
ditaati oleh kedua belah pihak sehingga terjadi perdamaian.
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
3.1
Realisasi Antara Konflik Sosial Secara Teoritis Dengan Fakta di
Masyarakat
Jadi kesimpulannya yaitu, semua lapisan
masyarakat di dunia pernah mengalami konflik. Secara teortis konflik sosial
sebenarnya membawa manfaat yang baik bagi masyarakat hanya saja cara dan
jalannya kebanyakan mengarah ke dampak negative. Sehingga di masyarakat banyak
terjadi kerusuhan di mana-mana. Konflik sosial juga membawa dampak positif
walaupun pada kenyataannya yang terjadi dimasyarakat kebanyakan dampak
negative.
3.2 Manfaat Mempelajari Konflik Sosial
Masyarakat
Manfaat kita mempelajari konflik sosial yaitu kita dapat mengetahui
pengertian, faktor-faktor penyebab, dampak yang muncul dan caranya
mengendalikan konflik sosial tersebut. Dalam mempelajari konflik sosial kita
juga dapat mengetahui kalau kita harus saling menghargai sesama dan tidak egois
kepada orang lain sehingga konflik sosial bisa diminimalisir.
3.3 Saran-Saran
Sebaiknya kita sebagai bangsa dan negara yang
beragama dan juga bernegara hukum, seharusnya kita berusaha menghindari adanya
konflik sosial di antara masyarakat, agar Negara kita ini bisa menjadi
Negara yang penuh dengan kedamaian, kerukunan dan bebas dari segala jenis konflik
dan pertentangan.